TUGAS AKHIR (TA)
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Manfaat Komputer Dan Internet Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh
Disusun Oleh
Nama :
Muhammad Salim
Dosen : Timbul Pardede
JURUSAN DIPLOMA-1 TEKNIK
INFORMATIKA
UNIVERSITA MADURA (UNIRA)
2013
Perkembangan teknologi informasi saat ini
telah gelobal dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknolgi
informasi saat ini memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis,
perubahan sturktur organisasi, dan mannajemen organisasi. Dilain pihak,
teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan
keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi akademik. Teknologi
internet hadir sebagai media yang multifungsi.
Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui
seorang dosen untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini dapat dilakukan dari
rumah dengan memanfaatkan Edmodo, email atau chating. Makalah dan
penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet,
via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Mahasiswa dimanapun
di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan
bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Teknologi internet hadir sebagai media
yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara
interpesonal dan dapat di gunakan sebagai fasilitas PJJ (misalnya Edmodo,
Facebook Dan E-mail dll) seperti gambar EDMODO di bawah salah satu media
PJJ
Edmodo adalah platform
pembelajaran yang aman bagi guru, siswa dan sekolah berbasis sosial media.
Edmodo
menyediakan cara yang aman dan mudah bagi kelas Anda untuk terhubung dan
berkolaborasi, berbagi konten dan akses pekerjaan, nilai dan pemberitahuan
sekolah. Tujuan kami adalah untuk membantu pendidik/Guru memanfaatkan kekuatan
media sosial untuk menyesuaikan kelas untuk setiap pelajar.
Edmodo dapat membantu pengajar membangun sebuah kelas virtual berdasarkan
pembagian kelas nyata di sekolah, dimana dalam kelas tersebut terdapat penugasan,
quiz dan pemberian nilai pada setiap akhir pembelajaran.
1. Pembelajaran jarak
jauh
Sekilas
perlu kita pahami perlu diketahui apa itu e-Learning.?
E-Learning adalah pembelajaran jarak
jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan
komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara
fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di
kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal
atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun
internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk
pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar
dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus
secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di mana saja , sementara
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain
bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan
secara on-line dan real-time ataupun secara off-line.
Mahasiswa dapat belajar dari komputer di sekolah ataupun di rumah
dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun
menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh
sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia
content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat
dari mana ia mengakses pelajaran.
2. Media pembelajaran
berbasis komputer dan internet
Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat dan pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
3. Pembelajaran dengan
perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.
Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd
drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki
komputer yang terkoneksi dengan intranet ata upun Internet, pembelajar dapat
berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas
konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk
hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan
kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih
waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.
Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran
disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke
Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop,
bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning.
Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di bandara
internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan pun
atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda
bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning
4. Manfaat Pembelajaran
Elektronik Learning
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates
(Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan dosen atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di
dalam diskusi.
Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional,
kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi
atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga
cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.
Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik.
Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai
peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas
(Loftus, 2001).
b. Memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah
dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui
internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar
ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan
tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu
selesai dikerjakan.
Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional.
Dalam kaitan ini, Universitas Madura telah memanfaatkan komputer
dan internet sebagai metode / media pembelajaran jarak jauh (PJJ) .
dengan jumlah rekan mahasiswa kurang lebih sebanyak 72
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat,
maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran
elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak
lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang
dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi
internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan
penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
Di samping itu, penyempurnaan metode
penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas
umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku
penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan
keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai
terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada
komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar
peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
5. Karakteristrik
Pendidikan Jarak Jauh
Pembelajaran
adalah metode pengajaran dimana
aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Sebagian besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari lokasi
lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga siswa yang tinggalnya
dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak dapat mengikuti proses pembelajaran
di lembaga tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar
adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pembelajaran jarak
jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan.
Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan
tenaga pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dan siswa yang berjauhan,
kelangkaan pengajar berkualitas, dan lain lain.
Sebagaimana sistem pendidikan langsung
atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana
prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan
sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sarana penunjang biasanya berupa topik -
topik pelajaran yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi
informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak
jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya
berbagai pendidikan
secara online atau web-school atau cyber-school,
dengan menggunakan fasilitas internet. Pendekatan sistem pengajaran yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time)
ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan
(knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk
mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak taman kanak-kanak (TK) sampai
perguruan tinggi (PT). Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem
pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang
“khusus”, baik dari sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan
bisa terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa.
Pada dasarnya Koputer dan internet
memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan pendidikan dan pengajaran.
Kehadiran internet untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja,
tidak terbatas hanya pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam
berbagai bidang, terutama dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet
sebagai basis pengajaran, kelemahan utamanya adalah ketersediaan sarana
prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan komputer, dan
berbagai sarana lainnya yang mesti disediakan. Selain itu, perlu juga didukung
dengan tingkat akses yang memadai.
Internet bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet
lebih bersifat suplementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap
diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain.
Metoda talk dan chalk dimodifikasi menjadi online
conference.
Guna mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah
semestinya setiap institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan pemanfaatan
teknologi informasi internet dalam setiap pengembangan kurikulum dan bahan ajar
di setiap sekolah.
Daftar Pustaka
Webpage diakses
pada tan ggal 15 September 2010.
Alim Bahri. Manfaat Elearning / E-Learning -
Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?, Webpage diakses pada tanggal 15
September 2010.
ArdyPrasetyo. Manfaat Komputer Dan Internet Sebagai
diakses pada tanggal 5
September 2010.
Dwi Z. Sanjaya, S.Sos. Pembelajaran Berbasis Komputer Internet.